Selasa, 13 Mei 2014

Cerita Tentang Workshop Keren USU Bag. 1

Rabu, 07 Mei 2014

     Hari ini adalah hari yang bersejarah buatku, dimana aku akan mengikuti Workshop pertamaku selama berada di Sumatera Utara ini. Dan ini menjadi ajang pertemuan pertama dengan dua guru menulisku yang selama ini hanya aku kenal lewat dunia maya.
Beliau adalah pak mayokO aikO dan pak Putra Gara, biasanya aku menyebut mereka dengan sebutan Ayah Mayoko dan Opa Gara.
     Mereka datang ke Sumatera Utara ini dalam rangka ndosen di USU. Mereka berdua ini punya tour keliling kampus di Indonesia untuk memberikan pelatihan menulis, namanya mayokO aikO Goes To Campus. So yang ngakunya anak kuliahan buruan undang mereka untuk mengisi acara di kampusmu.

     Nah, kalau di USU ini temanya adalah "Pelatihan Menulis Kreatif Novel (Fiksi) dan Advertising)" dengan narasumber dua tokoh yang kusebutkan diatas. Tempatnya di ruang sidang FISIP USU.

Ini Foto Ketika Acara Akan di Mulai.
Opa Putra Gara (Kiri), Pak Dekan (Tengah) dan Ayah mayokO (Kanan)
     Selain dihadiri oleh para mahasiswa dan mahasiswi, workshop ini juga ditujukan untuk kalangan umum. Contohnya tentu saja aku (yang seorang ibu rumah tangga). Dan ibarat pepatah, sambil menyelam minum air, acara ini juga menjadi ajang kopdar bagi para anggota Cermat (Cendolers Medan Top)

Ini Cendolers Medan Top (CERMAT)
yang Selalu Eksis plus Narsis


     Workshop ini mengadakan dua pelatihan, yaitu pelatihan menulis Fiksi dengan pematerinya adalah Opa Putra Gara dan Advertising oleh Ayah mayokO.
     Yang pertama adalah Advertising, dimana Ayah mayokO menerangkan tentang konsep iklan. Yap, iklan yang sering kita lihat di televisi.
Ayah mayokO menerangkan panjang lebar apa itu iklan, konsep pembuatan iklan, sampai budget yang fantastis dan honor dari sebuah iklan.
     Sumpah, aku baru tahu kali ini... ternyata dunia menulis itu tidak hanya terfokus pada menulis cerpen, puisi, esai, pantun, artikel dll. ternyata menulis itu adalah pintu untuk menuju berbagai bidang pekerjaan tertentu, salah satunya iklan tv. Dan yang lebih membuatku merinding, adalah uang yang bisa dihasilkan dengan satu kali membuat iklan, bisa sampai puluhan juta bahkan ratusan juta, Cyyiiinn. Hanya untuk sekelebat iklan yang kita tonton kurang lebih beberapa menit itu.
Bahkan penulis bisa jalan-jalan ke luar negeri yang diimpikannya dengan gratis, wow!

Ayah mayokO sedang menjelaskan konsep iklan
Opa Putra Gara Sangat Bersemangat


Menuli fiksi tak kalah serunya loh, Opa Gara dengan semangat yang menggebu-gebu memberikan materi tentang menulis Fiksi. Dengan sebuah cerpen kita bisa mengasilkan uang, bahkan dengan sebuah novel kita bisa menjadi jutawan. Tambah cinta deh, sama dunia  menulis :).
    Acara ini seru abis pokoknya, gokil lagi. Setiap peserta yang bertanya akan diberi hadiah, hadiahnya kereeen banget, yaitu satu buah buku. Dan bisa langsung minta tanda tangan penulisnya.
    Jujur deh, dari mulai acara sampai akhir, bulu kudukku terus merinding. Sebabnya? Entalah, aku juga tidak tahu. Entah kerena materinya atau pembicaranya, hehehe.

Ini beberapa kalimat yang aku suka banget :
"Jangan takut tulisan Anda dibilang jelek, kerena yang jelek adalah yang tidak menulis.
Jangan takut tulisan Anda dibilang salah, karena yang salah adalah yang tidak menulis."

Kalau ada yang bilang tulisan Anda bagus, jawab saja dengan : "Iya, karena aku menulis untuk kamu"
Kalau ada yang blang tulisan Anda jelek, jawab saja dengan : "Memang, karena aku menulis bukan untuk kamu."

So, yuk mulai menulis. Menulis itu keren, mulailah dengan apa yang ingin kamu tulis.

Oh iya, kalau sobat mau mengundang dua pemateri hebat ini untuk membagi ilmu di kampus sobat, silahkan langsung hubungi ke CP yah mayokO aikO di CP di bawah ini, dan mengundang mereka gratis kok :) 

PIN BB : 756d3d42
WA/LINE +62813 850 50 300

Email : mayoko.aiko@yahoo.com



Salam Kreatif

F. RiFit Kert

Hari ke Seribu Delapan Ratus Dua Puluh Lima Bersamamu

Sayang...
Ini tahun ke 5, ke lima tahun kita bersama
Melewati 60 bulan bersamamu
Dengan 1.825 hari terhubung denganmu
Dan entah berapa puluh ribu detik otakku mengingat namamu

Rasanya aku belum percaya
1.825 hari yang lalu engkau berkata
"Mau nggak jadi pacar kakak,
Menemani hari-hari kakak disini"
Tapi itu nyata
Dengan meluncur kalimat mantap dari bibirku
"Mau, kak"


 Ini Foto selfie kita, pertama dan satu-satunya


Tak mudah menjalani hubungan ini
Berbagai rasa yang terlewati
Sejuta ujian diri
Membuat kemantapan hati

Terimakasih telah memilih diriku
Untuk tetap disamping dirimu
diantara dua pilihan dihadapanmu
Dia atau aku yang tetap mendampingimu

Sampai detik ini
Aku tak habis berfikir tentang kisah ini
Engkau memilih diri ini
Dibanding dia yang lebih dulu mengabdi diri
Dia yang lebih segalanya dariku
Dan dia yang kauanggap cinta sejatimu

"Aku punya kemantapan hati, aku tahu siapa yang terbaik untukku"
Ucapanmu membuat kemantapan diri

Sampai suatu masa
Dimana kita harus berpisah
Melalui hubungan yang amat berjarak tempat
Bahkan berjarak kota, juga berjarak provinsi

Dua tahun terpisah pandang
Hanya suara yang mampu berdendang
Di setiap malam-malam berteman bintang
Namun cinta dan sayang tak pernah lekang

Sanggupkah kita
Merajut kasih tanpa diri bersua
Diantara godaan dan ujian yang menerpa?
Kita sanggup dan bisa
Nyatanya kini kita bersama
Mengarungi bahtera bernama rumah tangga
Dengan makhluk mungil hasil buah cinta

Dan di hari itu disuatu masa
Tepat 3 tahun kita bersama
Engkau mengikatku dengan satu kalimat cinta
Kalimat yang paling indah sepanjang masa
Mengarungi lautan hidup
Dengan bahtera bernama rumah tangga

Seribu delapan ratus dua puluh lima hari bersamamu
Merangkai kisah baru nan biru.


Ijab Qobul Pernikahan Kita


Selamat ulang tahun jadian yang ke- 5
Selamat ulang hari jadian yang ke- 1825
I love You, Ayah.




Senin, 12 Mei 2014

Untukmu, yang Sedang Belajar Meniti Kehidupan

>>
Terus langkahkan, walau menggigil tubuhmu
Bergeraklah perlahan membunuh rasa takutmu
Kepal kedua tangan sekuat tenagamu
Kumpulkan nyali besarmu
Tetap sunggingkan senyum bahkan tawa renyahmu.

Setapak dua tapak terlewati
Tawamu-pun mulai melajui
Kepalan tangan mulai melonggar diri
Rasa takut mulai menghilang kini

Itulah dirimu, pantang menyerah diri
Walau terantuk berkali-kali
Walau selalu ditertawai
Dan kini... engkau mulai berani berlari.

*untukmu yang sudah bisa berjalan malam tadi

RuHta, 120514